Rabu, 08 Oktober 2008

Pendidikan SD di Jepang

Mbak Nita (putri pertamaku) dan Hana (putri keduaku) sekarang duduk di kelas 4 dan 1 SD di SD Azuma Tsukuba (つくば市立吾妻小学校). Selama kami tinggal disini dan anak-anak berkesempatan mengenyam pendidikan SD di Jepang, maka kiranya menjadi suatu pengalaman tersendiri yang menarik dan patut untuk dituliskan disini. Walaupun belum cukup mewakili keseluruhan pendidikan SD di Jepang, namun pengalaman ini mungkin merupakan salah satu contoh pendidikan SD yang ada di Jepang.

Berbicara tentang pendidikan, merupakan suatu hal yang sangat kompleks karena melibatkan berbagai faktor, antara lain: kurikulum yang diterapkan, peraturan yang diterapkan di sekolah, fasilitas sekolah, biaya pendidikan, kualitas tenaga pengajar, dan peranan orang tua di sekolah.

Salah satu faktor yang akan dibicarakan disini adalah tentang kurikulum pendidikan di SD Azuma, Tsukuba. Sama halnya seperti di Indonesia, di Jepang juga terdapat mata pelajaran utama, yaitu pelajaran
国語kokugo (bahasa), 算数sansuu (matematika) dan 漢字kanji. Pelajaran lain yang terdapat dalam kurikulum SD adalah 体育taiiku (olahraga), 図工zukou (seni menggambar/melukis), 音楽onggaku (seni musik dan nyanyi), 道徳doutoku (etika dalam membaca), 理科rika (science, untuk kelas 2 ke atas), 社会syakai (ilmu sosial dan lingkungan, untuk kelas 2 ke atas), 書写shosya (kaligrafi kanji, untuk kelas 3 ke atas).

Pada setiap pelajaran selalu diterapkan prakteknya sehingga anak-anak lebih memahami dan mengerti. Misalnya pada saat mempelajari ilmu biologi tumbuhan, disediakan sepetak tanah di sekolah untuk menanam kentang, merawat dan memeliharanya supaya tetap tumbuh dan memanennya kemudian dimasak dan dimakan bersama sehingga anak mengetahui bagaimana tumbuhan bisa hidup, faktor apa saja yang mempengaruhi tumbuhan dapat tumbuh dan berbuah, dan kapan waktu panennya.

Untuk pelajaran lingkungan, diadakan
kengakou (kunjungan) ke industri dan instansi seperti kunjungan ke tempat pengelolaan sampah, tempat pengelolaan air bersih dan air yang dapat diminum melalui aliran kran, kunjungan ke industri pemerahan sapi, sterilisasi susu dan pengepakannya. Ini sangat menarik bagi anak-anak karena mereka lebih mengerti karena melihat secara langsung prosesnya dan masih banyak lagi kengakou ke tempat lainnya.

Untuk pelajaran pengetahuan alam misalnya saat mempelajari energi, dilakukan juga praktek menyusun suatu mainan yang menggunakan rangkaian listrik yang dihubungkan dengan sumber energi baterai sehingga mainan dapat bergerak. Dari pelajaran ini, anak mempelajari bagaimana menyusun rangkaian listrik dan menghubungkan sisi (-) dan (+) baterai, dan mengapa mainan bisa bergerak dan masih banyak lagi teori yang dapat diketahui.

Pada pelajaran
kokugo (bahasa) terdapat hapio (bercerita) dimana setiap anak secara bergantian setiap harinya berbicara di depan kelas untuk bercerita tentang kesukaannya, kegiatannya di hari libur, keinginannya atau yang lainnya. Dari pelajaran ini anak-anak dilatih untuk berani berbicara di depan orang banyak dengan baik dan berani mengungkapkan keinginannya serta lebih percaya pada diri sendiri.

Pada setiap pelajaranpun setiap anak diperbolehkan oleh guru pada saat tertentu untuk berbicara dan selalu mengangkat tangannya bila belum mengerti pada suatu pelajaran. Mungkin hal ini yang perlu dikembangkan pada pendidikan di Indonesia dengan lebih banyak praktek untuk dapat lebih memahami suatu pelajaran dan membiasakan anak untuk berani berbicara pada saat yang tepat di kelas.

1 komentar:

Doanco mengatakan...

Spt janji sy unt ikuti postingan ibu. Akan lbh afdol lg jk diberi gbr2 sbg pendukung artikel. Kalo mungkin sedikit crt pengalaman anak2 disekolah atau pernak-pernik mencari sekolah di negeri orang. Yg jls sy tertarik dg pengembangan metal anak dlm penumbuhan rasa percaya dirinya. Lalu bgmn dg wakt bljr anak2 diseklh dan dirmh. Slm hangat sy unt ananda-Trims!!!!